Jumat, 20 April 2012

Tangisan Rumpun

Ada sebuah kisah tentang seorang Pria PAPUA kebetulan dia adalah teman baik saya, namany Poly ( nama samaran) saat menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA), ia ingin untk merasakan namanya pacaran, sebagaimana teman2nya rasakan. Ia pun melirik sorong wanita (komen). Hanya berbekal nyali ia pun mendekatkan diri pada wanita incarannya tanpa menimbang/PDKT segikitpun dan ia pun mengulurkan tangan dan berkata; saya ingin berkenalan, nama saya poly, .... Lalu balas wanita itu kepadanya dengan nada lantang, kamu itu seharusnya ngaca dulu. kamu pikir saya ini apa, wanita murahan, dasar laki-laki hitam tra tau mandi (maklum artis komplex saat itu). Dengan muka berkeringat dan wajah menunduk dia pun pulang menahan malu yang rasanya seakan-akan ia mau menguliti wajahnya agar rasa malu itu bisa terlepas.

Untuk menghindari rasa malu, dia memutuskan berangkat untuk melanjutkan study (Kuliah) ke menado.Disana ia mendaftarkan diri pada salah satu universitas terkenal di kota itu. Ia terdaftar sebagai mahasiswa jurusan arsitek di kampus itu. Beberapa tahun telah ia lewati di kota itu dengan kesibukan perkuliahan. Hingga tak sadar waktu penyusunan SKRIPSI telah mengetok nya. Untuk menyandang suatu gelar maka sebagai suatu syarat yaitu harus melakukan suatu riset/penelitian pada jurusan tsb. Dia memutuskan untuk kembali melakukan penelitian di kota dimana ia telah meluluskan SMA nya. Tak terasa 3 bulan sudah dia lewati oleh kesibukan peneliitian. Di sela-sela kesibukanya untuk kembali ke kota study nya ia pun menyempatkan waktu untuk refreshing di kota sial itu. Tak sabar dengan keindahan kota kelahirannya, langkah kaki pun di pacu menuju tempat keramaian di kota itu (Toko THIO n Toko YOHAN).

Petatas dan kacang rebus adalah makanan kesukaanya saat mangkir biasanya. Sambil mengunyah, keindahan malam itu pun jd tontonan menariknya. Alhasil pukul 21:00 WIP tak terasa, mengharuskan dia untuk meninggalkan tempat mangkir, dengan santai ia mengukur balik langkah kaki awal ia datang melewati cahaya lilin-lilin ( Jual Pinang) yang menghiasi bibir jalan.

Saat melangkah, terdengar suara wanita yang menyebut namanya. Poly...Poly.....maka ia memalingkan mukanya lalu menyapanya:
Poly : Hallo sodara??ap kbar???
wnta : Baik,,kamu tidak pernah kelihatan, dari mana sj selama ini??
Poly : Iya, saya di manado.
wanta : Km kuliah ka??
Poly : iya, benar. Kebetulan mama sakit jadi saya datang lihat. Br jago (anak laki2) 3 ni sodara punya ka??
wnta : iyo,(sambil meneteskan air mata)...
Poly : Baru, jago 3 ni pu bapa mana??? Kerja apa???
wnta : Polisi, yang ada duduk lingkar (mabuk) sana..dengan de pu teman2...poly saya minta maaf e.....soal itu tempo hari...
Poly : Trapapa, sante saja sodara.........

Ternyata wanita yang ia sapa adalah wanita yang tempo dulu saat SMA terasa neraka baginya...
IF U :
BLACK ART
BLACK STYLE
REAL PAPUAN
SAVE OUR CULTURE !!

"SELAMATKAN ORANG PAPUA DARI KEPUNAHAN"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar